Resensi Novel "Sepatu Terakhir"




Identitas buku :
1.      Judul               : Sepatu Terakhir
2.      Penulis            : Toni Tegar Sahidi
3.      Tebal buku      : 310 halaman
4.      Ukuran            : 21 cm x 14 cm
5.      Penerbit           : Republika
6.      Tempat terbit   : Jakarta
7.      Tahun terbit     : 2012

Sinopsis :
Novel Sepatu Terakhir merupakan sebuah novel yang menceritakan kehidupan anak (Alin) dan bapak angkatnya (Pak Marwan) yang merupakan pendiri sekaligus pengrajin sepatu sukses di salah satu desa daerah Blitar, Jawa Timur. Walau begitu, Pak Marwan yang mendapat julukan “bapak sepatu” di desanya tidak segan untuk membagi ilmunya pada para warga desa yang ingin belajar membuat sepatu dan setelah ada warga yang bisa membuat sepatu sendiri, Pak Marwan malah menyuruhnya untuk membuka usaha sepatu sendiri tanpa harus lagi bekerja dengan Pak Marwan. Bagi Pak Marwan hal ini agar warga desa tidak menganggur dan ia pun tidak merasa tersaingi jika ada warga yang membuka tempat usaha pembuatan sepatu. Sepatu yang dibuat oleh produksi tempat Pak Marwan merupakan sepatu dengan kualitas sangat baik yang lebih banyak dipesan oleh pejabat maupun orang kaya. Setiap beberapa bulan sekali, Pak Marwan selalu mengeluarkan sepatu model baru dan selalu dicontoh oleh warga lain yang juga pengrajin sepatu.
Suatu ketika Pak Marwan mengirim surat untuk Alin yang telah tinggal di Jakarta. Merasa surat yang dikirim ayahnya tidak biasa, Alin memutuskan untuk pulang ke Blitar. Alin kembali menetap di kampung karena permintaan sang ayah. Pak Marwan ternyata ingin berhenti membuat sepatu. Alin serta tiga karyawan setia sang ayah yaitu Mas Slamet, Pak Kus, dan Mbah Joy kaget saat tahu mengenai hal ini. Pak Marwan yang sejak dulu dikenal dekat dengan sepatu karena berawal dari tukang sol sepatu, menjadi karyawan pabrik sepatu, hingga akhirnya memiliki tempat usaha pembuatan sepatu sendiri. Alin beserta ketiganya mencari tahu apa penyebab Pak Marwan tiba-tiba ingin berhenti membuat sepatu serta keceriaan Pak Marwan yang hilang.
Alin dan ketiga karyawan ayahnya memutuskan untuk membuat perjanjian dengan Pak Marwan agar kembali membuat sepatu untuk terakhir kalinya yang paling spesial. Pak Marwan menyanggupinya. Sepatu terakhir karya Pak Marwan dibuat sangat spesial dengan kualitas sangat baik. Sepatu tersebut bernama AA Tom Whittaker. Sepatu ini akan diberikan pada orang terpilih berdasarkan dari pilihan Pak Marwan yang telah terseleksi berdasarkan pendaftaran identitas serta alas an mengapa ia layak mendapatkan sepatu terakhir buatan Pak Marwan. Tetapi ada satu syarat ketika mendapatkan sepatu tersebut adalah menceritakan pengalamannya bersama sepatu AA Tom Whittaker pada Pak Marwan dan Alin. Setelah itu, barulah terserah pemilik sepatu itu ingin dijual atau diberikan pada orang lain. Pak Marwan selalu bahagia ketika ada seseorang yang membagikan pengalamnnya dengan sepatu AA Tom Whittaker.

Kelebihan novel :
1.      Gaya bahasa atau pemilihan kata yang mudah dipahami oleh para pembaca disetiap alur cerita.
2.      Cerita yang disajikan berisi beragam pesan moral antara lain :
a)      Mengajarkan tentang kasih saying dan kepedulian tidak hanya pada keluarga tetapi pada orang lain yang tidak sedarah bahkan orang yang tidak dikenal sekalipun.
b)      Mencintai sesuatu tidak perlu berlebihan, karena akan mengakibatkan keburukan pada diri sendiri.
c)      Tidak selalu bergantung dan mencontoh karya orang lain walaupun orang yang menciptakannya menyetujui karena jika terus mengandalkan karya orang, kreativitas menjadi tidak berkembang .
d)     Tidak harus selalu mengetahui alasan setiap orang melakukan hal yang diinginkannya walaupun orang tersebut merupakan orang terdekat karena setiap orang memiliki privasi yang memang tidak bisa dibagi dengan orang lain.
3.      Alur cerita yang inspiratif, menjadikan pembaca lebih terpacu untuk melakukan kebaikan.

Kekurangan novel :
Ada penulisan yang tidak tepat karena kesalahan pengetikan pada beberapa halaman pada novel ini.

Kepengarangan :
Penulis merupakan lulusan ilmu komputer yang memang sudah senang menulis di blog maupun media online untuk dibaca teman dan komunitas. Pernah juga menjadi juara lomba cerpen islami tingkat fakultas dan juga Kota Malang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Cerita Rakyat "Raja Tan Unggal"

Bercerita