Resensi Cerita Rakyat "Raja Tan Unggal"
Identitas buku :
1.
Judul : Cerita Rakyat Kalimantan Barat
: Raja Tan Unggal
2.
Penyunting : Neni Puji Nur Rahmawati, S.Si.
3.
Tebal
buku : 46 halaman
4.
Ukuran : 21cm x 15 cm
5.
Penerbit : Romeo Mitra Grafika
6.
Tempat
terbit : Pontianak
7.
Tahun
terbit : -
Sinopsis
:
Pada buku ini sebenarnya terdapat tiga cerita rakyat tetapi
pada cover buku mengambil judul pada cerita pertama yang terdapat di buku
tersebut. Cerita rakyat
Raja Tan Unggal menceritakan seorang raja yang zalim di sebuah kerajaan kecil
yang terletak di sebuah bukit yang mengelilingi Danau Sebedang. Awal Mula Tan
Unggal yang masih bayi ditemukan oleh ratu dari Wilwatikta dalam perjalanannya
ke Sambas. Ratu mendengar suara anak kecil menangis diantara celah rumpun bambu. Setelah ruas bambu bawah ditebang, terlihat
seorang anak bayi yang sudah memiliki gigi. Ratu memutuskan untuk merawat anak
tersebut.
Pertumbuhan badan Tan Unggal yang subur dan lucu
serta giginya yang tunggal membuat penghuni istana senang mengajaknya bergurau.
Saat dewasa, Tan Unggal menuntut haknya menjadi raja. Ratu memperkenankan hal
tersebut, tetapi bukan di Kerajaan Sambas yang diperintah keturunan Wilwatikta
melainkan membangun negeri baru di bukit yang mengelilingi Danau Sebedang
dengan membawa rakyat sebanyak keinginan Tan Unggal.
Tan Unggal pun hijrah dengan seorang istri, seorang
pembantu, beserta rakyatnya. Sampai di Sebedang dibangunlah istana, balai
tempat bersidang, taman, dan jembatan untuk menyebrangi danau, serta rakyatnya
membangun rumah masing-masing. Tan Unggal memiliki seorang anak laki-laki
bernama Bujang Nadi dan seorang anak perempuan bernama Dare Nandung. Kedua anaknya
tidak diberi kebebasan untuk bermain dengan anak-anak lainnya. Mereka hanya
bermain berdua ataupun melakukan aktivitas kegemarannya seperti mengurus ayam
jago dan menenun kain.
Suatu ketika Raja Tan Unggal mengundang para
prajurit pengawal kerajaan untuk makan bersama. Sayur Midding merupakan sayur
kesukaan raja dihidangkan. Setelah selesai bersantap raja memanggil tukang
masak istana. Ia menanyakan siapa yang memasak dan daging apa yang ada pada sayur
itu karena menurut raja, Sayur Midding tersebut sangat enak ditambah sekerat daging
yang manis. Sang pelayan pun kaget ketika ditanya mengenai hal itu karena
daging itu merupakan jarinya yang terpotong ketika membelah perut ikan dan
tidak tahu bagaimana potongan jarinya bisa ada pada sayur tersebut. Ketika
pelayan menceritakan hal tersebut pada Raja Tan Unggal malah tertawa dan
menyuruh pelayan untuk menyediakan makanan dari daging manusia yang berasal
dari para rakyat yang menjalani hukuman mati. Para prajurit pengawal kerajaan
dan si pelayan terperanjat mendengar hal itu karena selama pemerintahannya Raja
Tan Unggal semakin zalim pada rakyatnya.
Selain itu, kedua anaknya yaitu Bujang Nadi dan Dare
Nandung tumbuh semakin dewasa. Karena tidak pernah berinteraksi dengan teman
seusianya kedua saudara kandung ini memilki perasaan lebih dari saudara.
Keduanya saling memuji kebaikan fisik satu sama lain. Ternyata percakapan
mereka berdua didengar oleh prajurit pengawal kerajaan dan hal ini dilaporkan pada Raja Tan Unggal. Mengetahui hal ini raja
sangat marah. Ia tidak bisa menerima kritik dan saran dari sekitarnya. Tak lama
Bujang Nadi dan Dare Nandung yang dipanggil langsung datang menemui raja.
Mereka menjelaskan
hal ini pada raja, tetapi
Raja Tan Unggal tak peduli dengan penjelasan yang diberikan kedua anaknya yang
juga merupakan pewaris Kerajaan Sebedang. Raja menyuruh pesuruh istana untuk
menyiapkan istana dalam bukit menuju laut beserta
keperluan hidup Bujang Nadi dengan ayam jago beserta sangkar emasnya dan Dare
Nandung beserta alat tenun emasnya. Bujang Nadi dan Dare Nandung meminta ampun
tetapi tidak dipedulikan. Mereka berdua dikeluarkan dari kerajaan dan tidak ada
lagi pewaris kerjaaan membuat rakyat mengubur sang raja di Sungai Sambas karena
sudah tidak tahan lagi menderita dan tersiksa dengan pemerintahan Raja Tan
Unggal yang zalim.
Penokohan :
1.
Ratu : baik dan bijaksana
2.
Raja
Tan Unggal : zalim dan egois
3.
Bujang
Nadi dan Dare Nandung : baik dan
pasrah menerima keadaan
4.
Tukang
masak : ceroboh
Keunggulan :
Cerita ini
sebagai wawasan bagi para pembaca mengenai cerita rakyat di Kalimantan Barat
yang belum banyak diketahui oleh masyarakat. Alur cerita campuran memberikan
keterangan yang lebih jelas dari cerita serta adanya gambar atau ilustrasi
Bujang Nadi dan Dare Nandung yang sedang melakukan percakapan.
Kelemahan :
Sumber dari
cerita yang belum jelas serta ilustrasi Raja Tan Unggal sebagai tokoh utama
tidak terdapat pada cerita.
Mane cerite duak igeknye woii?!
BalasHapus